Opini Publik, Sumber Kebijakan Politik

Sekalipun jadwal resmi kampanye Pemilu 2009 masih jauh dari waktu, tetapi telah banyak langkah yang dilakukan oleh partai politik atau pribadi,  untuk menggapai puncak kekuasaan. Indikasi ini setidaknya tampak dari maraknya pesan spanduk-spanduk berlabel parpol pada setiap peristiwa penting dalam masyarakat. Tak hanya itu, di kawasan bencana pun, kita bisa menyaksikan posko-posko bantuan dengan bendera parpol berjajar-jajar. Begitu pula, pada beberapa media lokal, kita menyaksikan beberapa tokoh tampil dengan ucapan selamat atas perayaan hari tertentu. Dengan kemasan ucapan hari besar tertentu, para tokoh tersebut menyampaikan pesan-pesan moral dan juga ajakan berbuat baik.

Apa yang dilakukan parpol dan tokoh politik di media tersebut, tidak lepas dari upaya untuk merebut simpati publik. Tindakan tersebut sesungguhnya sudah masuk ranah komunikasi politik, sekalipun dengan kemasan pesan yang bermuatan sosial. Terlepas apakah tindakan beriklan lewat media massa itu melanggar atau tidak terhadap aturan kampaye; fenomena tersebut menunjukkan “kesadaran” partai politik dan politikus akan pentingnya pembentukan citra di mata publik. Dan saat ini, media massa memang masih diyakini memiliki kekuatan besar (magnitude) yang dapat menarik perhatian publik, sehingga menjadi “ajang” untuk mempengaruhi pendapat publik. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah kita perlu berhati-hati menggunakan media massa. Karena jika tidak mampu mengelola pesan politik, malah-malah akan memunculan opini publik yang berbeda dari yang kita duga. Baca pos ini lebih lanjut

Perencanaan Program Komunikasi Informasi

Masih ingat iklan layanan masyarakat (ILM)  seri kampanye Pemilu 1999?  Inga’ Inga’! Bintang-bintangnya terdiri dari orang terkenal seperti pak Bendot (almarhum) dan juga orang kebanyakan (tidak terkenal). Apa rahasianya kok menjadi begitu terkenal? Kata sang sutradaranya, film iklan itu dibuat selama 2 bulan, risetnya 10 bulan! Kajian atau riset yang cukup lama itu dilakukan guna  menemukan wajah yang dekat lekat dengan masyarakat kita dan untuk memilih kata-kata (pesan) yang mudah dipahami.

Sebuah program komunikasi informasi memang sebuah program yang memerlukan kajian dan persiapan yang matang, sebelum diluncurkan. Karena kalau tidak dirancang dengan bagus, maka akibatnya bisa fatal! Kita mesti ingat idiom komunikasi: dengan komunikasi kita bisa akrab, dan dengan komunikasi kita bisa bermusuhan. Cerita permusuhan Raja Madura dan VOC mungkin bisa kita resapi; ceritanya begini: Suatu waktu, untuk mengembangkan hubungan, komandan VOC menemui raja Madura. Dalam pertemuan itu, sang raja  memperkenalkan istrinya. Untuk menghormati raja Madura dan istrinya, komandan VOC menyalami tangan permaisuri dan kemudian mencium tangannya. Apa yang terjadi? Raja murka, dan menarik kerisnya dan kemudian menusukkan ke komandan VOC tersebut. Sejak itulah, kerajaan Madura terus berlawanan dengan Belanda. Entah benar atau tidak cerita tersebut, tetapi itulah contoh sebuah komunikasi juga bisa berdampak buruk! Baca pos ini lebih lanjut